Rabu, 28 Januari 2009

"Tubuh Pinjaman"

MJ Seandainya kita ini butuh mobil, tetapi kita tidak mampu membelinya. Lalu ada orang yang berbaik hati meminjami salah satu mobilnya yang baru dan canggih dengan pesan "boleh dipinjam dan dinikmati selama kamu butuh asal dirawat". Bahan bakar dan biaya perawatannya saja yang jadi bagian kita.

Betapa senangnya dapat mobil pinjaman yang tidak perlu bayar sewa. Tapi lalu bagaimana sikap kita terhadap barang pinjaman ini. Bisa-bisa kita menikmatinya sampai lupa diri dan kurang merawatnya. Kita memakainya di luar batas kemampuannya, tidak memperhatikan pergantian oli dan service berkala. Bagaimana pun kuatnya mobil itu, tanpa perhatian dan pemeliharaan akan segera tampak usang dan rusak. Apa yang harus kita katakan kepada pemiliknya ketika kita mengembalikannya nanti. Akan kah hal itu akan membuat si dermawan menggeleng-gelengkan kepalanya dengan raut muka yang sedih? Dia paham bahwa mobil pun bisa jadi tua, tetapi kondisi ini bukan karena usia, tetapi karena keteledoran.

Bagaimana kalau tubuh yang kita "pakai" ini tubuh "pinjaman". Sudah kah kita merawatnya? Bila tiba waktunya untuk mengembalikan ke pemilik aslinya, bagaimana kondisinya? Mungkin cara berpikir seperti ini akan melecut kita untuk lebih memperhatikan sikap dan perlakuan kita terhadap tubuh kita sendiri.

Tidak ada komentar: