Jumat, 16 Juli 2010

KEINTIMAN SPIRITUAL

SS. Ketika kita mendengan istilah “keintiman suami istri”, mungkin saja yang pertama muncul di bayangan kita adalah keintiman fisik. Ada keintiman lain yang penting, karena menentukan bentuk keintiman lainya termasuk keintiman fisik, yaitu keintiman spiritual.

Salah satu bentuk keintiman spiritual adalah dalam hal berdoa bersama. Banyak suami isteri kurang berhasil dalam upaya untuk berdoa bersama. Mungkin mereka hanya berdoa sesaat sebelum tidur malam. Yang lainnya mengatakan bahwa saat makan pagi atau makan malam merupakan kesempatan yang paling bagus untuk berdoa bersama, meskipun pasangan yang punya anak seringnya malah menyuruh anak-anak mereka, terutama anak-anak kecil, untuk berdoa.

Untuk pasangan suami isteri yang sama-sama bekerja di luar rumah, seringnya makan siang pada waktu yang berbeda dan bahkan mempunyai jadwal tidur yang berbeda. Maka doa menjadi sesuatu yang bersifat sambil lalu disela-sela kesibukan lain

Kita butuh pedoman untuk membantu kita menjaga kehidupan doa bersama sebagai pasangan suami-isteri.

1. Doa bersama dimulai dari sikap dan perlakuan yang baik kepada pasangan. “Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang” (1 Petrus 3:7). Kita bisa meneruskan nasihat Petrus untuk para wanita,”Para isteri bersikaplah baik terhadap suamimu.” Berdoalah agar Anda berdua bisa belajar saling bersikap baik.

2. Doa tidak harus berbentuk lisan. Ketika kita di kejutkan oleh masalah yang berat, sering kita tidak mampu berkata apa-apa. Seperti yang dikatakan Paulus, “Kita tidak tahu apa yang seharusnya kita doakan” (Rom. 8:26). Paulus selanjutnya mengatakan bahwa ketika kita tidak mampu bicara- apalagi berdoa, “… Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.” Sebagai suami dan isteri, kita bisa saling berpegang tangan dan diam sementara kita bergantung pada Roh Kudus untuk berdoa bagi kita. Doa seperti ini bisa digunakan kapan pun, ketika masing-masing tidak bisa mengeluarkan kata-kata untuk mengungkapkan perasaan-perasaan yang terdalam.

3. Berdoa ketika Anda terpisah lebih daripada ketika Anda bersama-sama. Setiap pernikahan memiliki saat-saat keterpisahan yang tidak terhindarkan karena pekerjaan, pengasuhan anak, perawatan orangtua yang sakit di kota-kota yang jauh, dinas militer, dan lain sebagainya. Lebih serius lagi adalah saat-saat perpisahan di mana seorang suami dan isteri sudah tidak lagi merasa nyaman dengan kehadiran pasangannya, ketika bayang-bayang perceraian menggantung seperti awan di atas hubungan mereka.

Setiap waktu perpisahan merupakan waktu untuk doa dengan bersungguh-sungguh. Rasul Paulus dalam 1 Korintus 7:5, berbicara terus-terang tentang hal ini. Ia mendorong pasangan untuk tidak saling menjauhi supaya Iblis tidak bisa menggoda mereka. Kalau suami dan isteri harus menghentikan hubungan seksual karena alasan apapun juga, ini bisa menjadi awal dari perpecahan yang serius di antara keduanya. Paulus mengatakan hal seperti itu hanya boleh dilakukan sementara waktu dan hanya menggunakan waktu mereka untuk berdoa.

4. Berdoa sambil berpegangan tangan. Teknik ini menggabungkan keintiman spiritual dan kedekatan secara fisik. Kita berlu dilatih untuk melihat keduanya sebagai bagian dari mata uang yang sama, walaupun berbeda muka. Hasilnya akan selalu positif.

Semua itu perlu dibiasakan. Mulailah keintiman Anda dengan berdoa bersama, dan nikmati hasilnya. Selamat mencoba.

Tidak ada komentar: