Jumat, 30 Januari 2009

Kamis, 29 Januari 2009

Jangan Cerewet















RAJA HUTAN aja gak tahan!!

Mulut, Penyakit, dan Masalah

MJ Saya suka bertukar kata-kata bijak. Salah-satunya dengan seorang yang rajin berolahraga. Umurnya 63 tahun, tetapi larinya lebih kencang dan lebih kuat dari saya yang limabelas tahun lebih muda. Dia disiplin menjaga apa yang dimakannya. Dan inilah kata-kata bijaknya dari bahasa Tionghoa:

PENYAKIT ITU AKIBAT APA YANG MASUK KE DALAM MULUT
MASALAH ITU AKIBAT APA YANG KELUAR DARI MULUT


Anda setuju?

Apa beda "small brain" dengan "big brain"?

MJ Saya paling suka belajar dari orang yang saya anggap lebih "tua", lebih bijak atau lebih berpengalaman. Salah satunya adalah Mr. Albert Low. Pengalamannya: asisstant chief police commisioner S'pore, anggota Interpol, anggota Tripartite (pemerintah-pengusaha-buruh), anggota penggulangan penyalahgunaan narkotika, direktur di beberapa perusahaan, gelar sarjana (s/d doktor) bidang ekonomi, bidang theologia, dan adminstrasi bisnis. pemegang sabuk hitam Tae Kwon Do dan Karate. Di bidang rohani, beliau adalah pemimpin di gereja. Kalau Anda menduga saya mengidolakan beliau, Anda tidak salah.

Bertemu orang seperti ini sangat langka. Saya sempatkan untuk minta dia mengajar saya. Ini yang dia ajarkan: "Small brain talk about people. Medium brain talk about events. Big brain talk about concepts" (Otak yang ukurannya kecil bicaranya selalu tentang manusia (gosip). Otak ukuran menengah bicara tentang berbagai kejadian yang menarik di sekitar kita (kayak yang ada di koran). Otak yang berukuran gede bicara tentang konsep)

Bukannya tidak boleh bicara tentang orang lain atau tentang kejadian-kejadian menarik, tapi saya belajar untuk meng-audit isi pembicaraan saya. Setiap kali saya mulai banyak bicara atau ngrumpi soal orang lain, saya jadi ingat kata-kata ini dan membatasi bicara saya, karena saya mau belajar punya otak yang gede. Bagaimana dengan Anda?

Rabu, 28 Januari 2009

"Tubuh Pinjaman"

MJ Seandainya kita ini butuh mobil, tetapi kita tidak mampu membelinya. Lalu ada orang yang berbaik hati meminjami salah satu mobilnya yang baru dan canggih dengan pesan "boleh dipinjam dan dinikmati selama kamu butuh asal dirawat". Bahan bakar dan biaya perawatannya saja yang jadi bagian kita.

Betapa senangnya dapat mobil pinjaman yang tidak perlu bayar sewa. Tapi lalu bagaimana sikap kita terhadap barang pinjaman ini. Bisa-bisa kita menikmatinya sampai lupa diri dan kurang merawatnya. Kita memakainya di luar batas kemampuannya, tidak memperhatikan pergantian oli dan service berkala. Bagaimana pun kuatnya mobil itu, tanpa perhatian dan pemeliharaan akan segera tampak usang dan rusak. Apa yang harus kita katakan kepada pemiliknya ketika kita mengembalikannya nanti. Akan kah hal itu akan membuat si dermawan menggeleng-gelengkan kepalanya dengan raut muka yang sedih? Dia paham bahwa mobil pun bisa jadi tua, tetapi kondisi ini bukan karena usia, tetapi karena keteledoran.

Bagaimana kalau tubuh yang kita "pakai" ini tubuh "pinjaman". Sudah kah kita merawatnya? Bila tiba waktunya untuk mengembalikan ke pemilik aslinya, bagaimana kondisinya? Mungkin cara berpikir seperti ini akan melecut kita untuk lebih memperhatikan sikap dan perlakuan kita terhadap tubuh kita sendiri.

Are you a taker or a giver?

SS Apakah kendala utama kebahagiaan rumah tangga? Uang, ketidakmampuan berkomunikasi,ketidakpahaman karakter pasangan, seks, karier, soal anak atau soal mertua? Daftar panjang ini dapat diperpanjang lagi, tetapi sebenarnya kendala utama hubungan suami dan istri adalah ego. Ego artinya sikap mau menang sendiri.

Orang yang egois memasuki pernikahan sebagai "taker" atau penuntut. Dan kalau ada dua orang penuntut dalam pernikahan itu, maka dalam hitungan bulan saja biduk rumah tangga mereka akan kandas. Kalau misalnya yang seorang penuntut sedangkan yang lainnya "giver" atau pemberi, maka tergantung daya tahan sipemberi, tetapi biasanya cepat atau lambat akhirnya pernikahan itu kandas juga.

Kalau suami dan istri sama-sama seorang "giver" atau pemberi, maka akan ada pelipatgandaan cinta dan respek. Dan dimana ada cinta di situ ada kerukunan. Dan dimana ada kerukunan di situ ada rejeki. Termasuk golongan yang manakah Anda? "Taker" atau "Giver"?

Rabu, 21 Januari 2009

Lebih baik minum "vitamin" dari pada "obat"

MJ Di era krisis seperti ini, banyak orang yang menawarkan kiat-kiat, solusi, breakthrough, bahkan mujizat. Memang orang yang sakit butuh obat. Orang sakit butuh solusi dan bertanya, saya harus makan apa, atau apa yang harus saya hindari supaya sembuh. Istilah ilmiahnya adalah upaya "kuratif".

Sebenarnya ada hal-hal yang lebih mendasar (yaitu upaya "promotif ") yang harus kita pelajari yaitu bagaimana kita bisa hidup sehat dan tidak gampang sakit; sehat jasmani, sehat ekonomi, sehat hubungan dengan orang lain, sehat emosi dan sehat rohani. Contoh di bidang kesehatan jasmani, misalnya kita belajar bagaimana makan yang bergizi, tidur yang cukup, olahraga yang sesuai dan mengonsumsi vitamin. Untuk bidang ekonomi, kita membiasakan hidup hemat, mencukupkan diri, menabung, dan punya rencana keuangan masa depan dsb. Di bidang rohani, kita belajar hidup dekat dengan Tuhan- setiap hari, bukan hanya kalau ada masalah. Kita membisakan hidup dipimpin oleh-Nya supaya terhindar dari banyak masalah karena salah melangkah. Dan kalaupun harus melalui masa susah, kita belajar untuk menghadapinya bersama dengan Dia. Supaya setelah semuanya selesai kita jadi lebih "sehat dan kuat". Sehingga krisis berikutnya dapat kita hadapi dengan tenang.

Krisis memang membuka peluang untuk belajar tentang solusi, tetapi mari kita ingat ada informasi yang lebih penting dari semua itu yaitu belajar hidup "sehat" supaya ketika banyak orang sakit kita bisa bertahan. Lebih baik minum vitamin dari pada obat.

Selasa, 20 Januari 2009

Humility (Kerendahan hati)

Readed Digest:
HUMILITY IS LIKE AN UNDERWEAR. YOU MUST HAVE IT, BUT YOU DON'T HAVE TO SHOW IT.
(Kerendahan hati itu seperti pakaian dalam. Kamu harus memakainya tetapi tidak perlu mempertontonkannya)
Benar juga ya (Paulus)

Senin, 19 Januari 2009

Are You God?

MJ Perang Dunia II- seperti yang saya ingat dari kisah yang pernah saya baca- Jerman menluluhlantakan London dengan bom dari pesawat terbangnya sebelum tentara Amerika datang memberikan kebebasan. Seorang American GI (tentara Amerika) berjalan-jalan di tengah kota yang porak poranda. Dia melihat satu pemandangan yang memilukan.

Seorang bocah kecil sedang memandang ke dalam toko permen melalui wajah lusuh yang menempel di kaca depan toko itu. Mata mungilnya mengatakan bahwa dia sedang mimpi menikmati salah satu permen itu. Tapi tentu hal itu hanya isapan jempol karena untuk makan saja susah, alih-alih beli permen.


Lalu tentara ini masuk ke toko itu, membeli beberapa permen yang berwarna warni, membayarnya, keluar menemui bocah kecil itu dan memberinya permen-permen itu. Wajahnya memucat karena terkejut. Dia tidak sempat berterima kasih karena tentara itu segera pergi. Sejurus kemudian tentara itu merasakan tarikan kecil di overcoat (jaket panjang)-nya. Dia menghentikan langkahnya, membalik badannya dan menatap ke wajah mungil bocah itu sekali lagi. Dan inilah yang keluar dari mulut bocah itu, "Mister, are you God?" (Tuan, apakah Anda TUHAN?).

Kapan terakhir kali kita berbuat baik kepada orang yang tidak dapat mengembalikan apa-apa kepada kita?

Minggu, 18 Januari 2009

Tawa adalah Anugerah

Hati-Hati Bicara Soal Gereja

TG Salah seorang yang saya (Paulus) kagumi adalah Jerry White, purnawirawan jendral AU Amerika Serikat yang juga aktif dalam organisasi misi, The Navigators. Akhirnya beliau sempat menjadi president organisasi itu, yang di Indonesia dikenal sebagai Para Navigator.

Ketika punya kesempatan bertemu, saya katakan kepada beliau, "Teach me something, Sir", karena saya mau belajar dari orang yang hidup dekat dengan ALLAH. Dia memberikan beberapa point penting untuk saya. Salah satunya ialah, "Don't speak ill about the body of Christ, because one day you will meet its owner". (Jangan menjelek-jelekan Gereja Tuhan, karena satu hari kamu akan bertemu dengan pemiliknya). Langsung saja di pikiran saya seperti ada "video clips" tentang kritik-kritik tajam yang pernah terlontar dari mulut ini yang sebagian membuat saya mengeluarkan keringat dingin.

Bukannya tidak boleh mengritik gereja untuk mengoreksi kesalahannya - malah jangan diam, tetapi motivasi dan sikap hati kita harus kita jaga tetap murni, yaitu dengan maksud yang mulia. Kita harus menyadari sebagai bagian dari gereja yang akan membawa dampak positif. Tidak sekedar melontarkan kritik, apa lagi sewaktu kita marah, tersinggung, emosi, atau "pokoknya" asal kritik supaya kita merasa lega.

Sekali lagi kalau kita melihat ada kesalahan atau kelemahan gereja yang perlu dikoreksi, maka sebelum kita melontarkan kritik atau pendapat kita, kita perlu menenangkan diri, menguji hati dan emosi. Janganlah kemarahan kita membuat kita berdosa. Pikirkan bahwa satu saat kita akan bertemu dengan pemilik Gereja, yaitu ALLAH sendiri. Apakah DIA akan memberi pujian kepada kita karena kritik kita? Atau . . . . malah sebaliknya?

Mati Tidak Bawa Apa-Apa (Joke)

MJ Ada seorang kaya raya yang tidak percaya kalau dia mati dia tidak bisa bawa apa-apa. Maka diaturlah rencana yang melibatkan tiga orang teman yang dipercayainya. Yang pertama seorang dokter. Yang kedua seorang pengacara dan yang seorang lainnya seorang rohaniwan. Masing-masing mendapat pesan bahwa kalau dia meninggal mereka harus memasukkan $ 1.000.000, ke dalam peti matinya sebelum dimasukkan ke liang kubur. 

Kematian akhirnya datang juga, dan sesuai dengan janji masing-masing teman melaksanakan pesan orang kaya itu. Tetapi setelah beberapa bulan, si dokter meminta dua teman lain untuk bertemu. Ternyata selama ini dia merasa berdosa sudah mengurangi $ 500.000 sebelum dimasukkan ke dalam peti mati. Keterusterangan ini memicu si pengacara untuk juga mengakui kalau dia sudah menyunat uang yang dimasukkan ke dalam peti mati temannya menjadi hanya $ 250.0000. Hal ini diresopons oleh teman ketiga, si rohoniwan, 'Saya terkejut akan kecurangan kalian. Saya masukkan penuh, sebesar $ 1.000.000 dalam sebuah CEK' 

Semoga kita bisa belajar sesuatu dari "joke" ini.

Membangun Kehidupan Suami Istri (seri 1)

SS Membangun kehidupan sebagai suami istri itu seperti orang memasak. Kog bisa? Iya, karena sama-sama ada bahan bakunya, ada resepnya, ada prosesnya dan ada penyajiannya.

Bahan baku utama adalah karakter masing-masing. Kalau bahan bakunya tidak berkualitas, maka hasil masakannya juga akan terpengaruh. Kalau karakter suami dan istri sudah baik, maka tinggal mengolah dan memrosesnya. Bahan baku karakter itu tidak perlu sama, bahkan berbeda itu baik untuk saling melengkapi. Kalau yang satu "manis", maka rasanya akan lebih ramai kalau yang lain punya rasa "asam". Kalau "manis + manis", baik sih tapi itu tidak memperkaya rasanya. Bahkan untuk memasak, rasa "pedas" pun penting dan memang digunakan sebagai penyedap rasa.

Masalahnya yang sering terjadi, masing-masing ingin menonjolkan karakternya dan mau menang sendiri. Padahal untuk memasak itu ada takarannya. Untuk bahan yang punya rasa "kuat" - seperti merica, tidak perlu pakai banyak. Kalau pun punya banyak, harus dikurangi supaya hasil masakannya nikmat. Karakter Anda yang mana yang harus dikurangi untuk menyedapkan pernikahan Anda? Anda sendiri yang paling tahu. (bersambung)

Sabtu, 17 Januari 2009

Kupu-kupu dalam Rumah

MJ Ada seekor kupu-kupu sedang menabrak-nabrakkan tubuh dan sayapnya ke sebuah kaca jendela dalam rumah. Dia ada di dalam dan hendak keluar. Sebesar apapun usahanya akan gagal untuk menembus kaca itu. Dia panik setelah menyadari ada sesuatu yang sangat salah. Dia masih bisa melihat ke taman yang semenit yang lalu dia nikmati, tetapi sekarang dia tidak dapat kembali ke sana. Dia tidak tahu apa yang telah membelenggunya.

Salah jalan. Langkah yang salah, keputusan yang keliru membuat kita terperangkap. Mau lepas tidak bisa. Alih-alih berusaha meningkatkan daya untuk menabrak rintangan hidup, mungkin lebih baik kita berhenti berusaha dulu, sambil menapaktilasi perjalanan hidup ini dengan melangkah ke belakang dan meneliti keputusan mana yang salah. Kalau sudah ketemu, kita usahakan untuk memperbaikinya. Kalau perlu minta bantuan orang lain.

Kupu-kupu yang malang tadi, saya tangkap untuk saya lepaskan di alam bebas. Tetapi tidak dengan mudah menangkapnya karena dia berusaha untuk menghindar. Dia tidak menyadari bahwa saya bermaksud menolong. Mungkin kita pun perlu belajar untuk melihat kemungkinan ada orang sekitar kita bisa menolong. Mungkin juga Tuhan sedang menunggu kita memasrahkan diri supaya DIA bisa mengeluarkan kita dari jerat kesalahan kita. Semoga.

Jumat, 16 Januari 2009

Semua akan Ditambahkan

MJ Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Injil Matius 6:31 & 33).

Kalau kita hidup benar sesuai dan selaras dengan sabda-Nya ada janji yang "besar". Tetapi jangan dibesar-besarkan. Kita bisa membesar-besarkannya dengan mengartikan "semuanya .. akan ditambahkan" itu akan "digrojok" uang dan kesenangan. Atau rejeki orang lain akan dibelokkan masuk ke kantong kita. Ternyata bukan sejauh itu artinya. Sebelum ayat itu kita diminta memandang "burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga". Juga "Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu."

Jadi apa artinya "semuanya akan ditambahkan.."? Sederhana. Burung dan bunga diciptakan untuk jadi burung dan bunga, bukan untuk punya lumbung atau pakai pakaian. Kalau pakaian raja Salomo dipakaikan ke bunga, bunganya akan mati. Jadi ketika kita pasrahkan hidup kita kepada Allah yang menciptakan dan mengasihi kita, Dia sendiri akan menjamin segala sesuatu ("semuanya") yang kita butuhkan untuk jadi diri sendiri sesuai dengan program-Nya. Sederhana kan?

Jangan Abaikan Proses

MJ Sebagai seorang dokter, sering kali saya menjumpai seorang yang sakit, datang ke dokter, dan mengharapkan sembuh saat itu juga. Salah satu caranya adalah minta disuntik. Suntikan memberi obat penawar gejala yang diharapkan bekerja dengan segera. Walaupun sering hanya berlangsung singkat, tidak apa-apa. Yang penting segera terasa hasilnya. Instant! Sayang tidak semua hal dapat kita raih secara instant. Kita sering kali ingin cepat keluar dari masalah yang menjepit hidup ini, tanpa menyadari bahwa masalah itu diijinkan untuk kita alami untuk suatu proses. Dan proses itu untuk suatu hasil.

Bayangkan kalau kita matikan api ketika masakan kita setengah matang. Apa jadinya kalau kita keluar sekolah sebelum ujian akhir? Apa yang terjadi kalau ibu yang sedang hamil, tiba-tiba jadi bosan menunggu dan mengatakan, 'Cukup 5 bulan, saya lahirkan saja sekarang!" Saya kira Anda tahu akibatnya. Jadi, apapun yang sedang Anda hadapi, sabarlah dan selesaikan prosesnya kalau mau hasilnya. Semoga.

Senin, 05 Januari 2009

Coloring the World

MJ Why am I here? (Mengapa aku ada di sini?) Ini adalah pertanyaan utama bagi kita yang hidup di bumi ini. Kalau tidak kita akan hidup seenaknya tanpa tanggung jawab. Saya belajar dari Kitab Suci yang saya percayai, bahwa Allah menciptakan kita, sebagai manusia, dengan mandat istimewa yaitu MEMENUHI DAN MENGUASAI BUMI. Bagi kami hal itu berarti menjadikan bumi tempat kita hidup dan berpijak ini menjadi lebih BAIK karena kita.

Setiap orang diberikan tubuh, wajah, kulit yang berbeda. Setiap kita juga diberi pikiran dan ide-ide yang tidak sama, bakat yang istimewa, dan karakter yang unik. Kalau dunia ini seperti sebingkai kanvas lukisan, kita adalah sebagian dari lukisan itu dengan bentuk dan warna yang unik.

Jadi jangan iri, lalu mencoba menjadi orang lain. Jadilah dirimu yang terbaik. Menjadi orang yang memberi warna dan kecerahan pada dunia ini. Dan hidup kita tidak akan sia-sia, karena dunia ini tidak akan menjadi seperti ini tanpa sumbangsih kita.